Penggunaan ICT di Indonesia dalam hal ini adalah perangkat lunak,
ditempatkan pada posisi yang kurang menguntungkan. Dikatakan demikian,
karena software patent di Indonesia tidak begitu dihargai (banyak
terjadi pelanggaran hak atas kekayaan intelektual perangkat lunak)
sedangkan di negara lain misalnya Amerika Serikat sangat dihargai.
Penggunaan software bajakan di sekeliling kita hampir dijumpai di
kantor-kantor perusahaan, pendidikan sampai dengan penggunaan pribadi,
menempatkan Indonesia sebagai Watch List pelanggaran hak cipta.
Berbagai upaya penertiban piranti lunak bajakan di Indonesia oleh
pihak kepolisian, BSA atau pihak2 yang mempunyai wewenang mulai lebih
ditingkatkan untuk meredamnya lajunya pembajakan. Konsekwensi penggunaan
perangkat lunak bajakan tidak main-main yaitu Rp. 500 juta rupiah atau
lebih (tergantung tingkat pembajakan).
Beberapa perusahaan terjaring razia penggunaan software bajakan polri
misalnya di daerah jakarta selatan, pada 6 Agustus 2007, tim dari
Direktorat Ekonomi Khusus Mabes Polri menyita seperangkat unit komputer
dari 2 perusahaan. Tepatnya, dari PT M sebuah perusahaan komunikasi
disita 22 unit komputer serta dari PT T perusahaan konstruksi 33 unit
komputer (sumber :detikinet.com). Ini hanya contoh sebagian kecil,
perusahaan terkena razia polisi.
Namum, sepertinya razia software bajakan ini dijadikan sebagai lahan
basah oleh beberapa oknum2 petugas, ya sepertinya halnya pengemudi yang
tidak mempunyai SIM atau STNK, bisa berdamai dengan para oknum polisi,
hmm betapa buruknya watak orang2 kita ya :)
Untuk menghindari razia liar tentunya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1. Tanyakan surat tugas , catat petugas, kemudian coba laporkan ke pimpinannya
2. Tanyakan juga ke BSA mengenai kegiatan penertiban software bajakan
3. BSA Indonesia, menjamin warnet tidak dilakukan penertiban, kalo ada razia laporkan (sumber detiknet.com)
Sebetulnya dari pada ribet mikirin piranti lunak, coba saja mulai
menganalisa kebutuhan, hitung2 dulu, mesti menggunakan yang asli perlu
biaya berapa atau kalo tidak ada bugdet untuk itu dapat menggunakan
Linux sebagai solusinya. Sekarang ini banyak perusahaan yang menyediakan
jasa migrasi ke Linux salah satunya Ardelindo 1991.
Mungkin anda dapat berkolaburasi dengan ahlinya agar mudah nantinya
pada saat implementasi dan tentunya mendapatkan garansi support &
maintenance.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar